بسم الله الرحمن الرحيم
MEMAHAMI HAKIKAT KEHIDUPAN
(Serial Tazkiyatun Nafs, Pembahasan 1)
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan salam teruntuk kekasih-Nya yang mulia, Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Amma ba’du.
Kehidupan yang kita jalani setiap harinya terasa begitu cepat dan singkat. Tidak terasa, hari berganti hari, pekan berganti pekan, bulan berganti bulan, bahkan tahun berganti tahun yang telah berlalu dari kehidupan kita. Barangkali, yang dulunya anak – anak, saat ini sudah memiliki anak. Yang dulunya muda, sekarang sudah pada dewasa. Bahkan orang – orang di sekitar kita, yang sebelumnya ada bersama kita, kini mereka sudah tiada. Mereka telah pulang dan kembali kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.
Hidup dan mati, memang sudah menjadi sunnatullah, dan pasti akan terjadi kepada siapa pun yang bernama makhluk. Tidak ada keabadian pada semua makhluk, baik manusia, hewan, tumbuhan, malaikat, jin, bahkan alam semesta pun akan binasa. Hal ini telah dikabarkan dengan jelas di dalam Al Qur’an sebagai berikut :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ● وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar Rahman (55) ayat : 26 – 27)
Berdasarkan ayat tersebut diatas, telah jelaslah bahwa kita semua yang saat ini masih hidup dan berada di alam semesta ini pada hakikatnya adalah sedang menunggu antrian untuk kembali. Tidak ada pengecualian antrian pada makhluk, dan tidak ada batasan usia dan kondisi untuk kembali dan dikembalikan kepada Sang Pemilik Kehidupan. Kondisi muda atau pun sakit, tidak dapat dijadikan sebagai landasan sebagai penyebab kematian. Karena kenyataannya, tidak sedikit manusia yang sehat dan berusia muda, telah kembali ke hadirat Allah SWT. Siap tidak siap, suka tidak suka, ketika antrian telah tiba, maka tidak akan mungkin dapat dipercepat atau ditunda walaupun hanya sesaat. Karena semua itu berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana telah dijelaskan sebagai berikut :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun (QS. Al A’raf (7) ayat : 34)
Berdasarkan ayat diatas, telah jelaslah bahwa kematian bagi setiap makhluk telah ditetapkan waktunya dengan kondisi apapun di saat waktu tersebut datang. Adapun kondisi usia tua, kondisi sakit, atau mungkin kondisi lainnya seperti kecelakaan, itu hanyalah sebab musabab kejadian, yang tentu pada hakikatnya adalah karena waktu kematian sudah tiba. Maka baik dengan sebab, atau tanpa sebab apapun, ketika waktu kematian tiba, berakhirlah sudah kehidupan makhluk diatas muka bumi ini.
Wallaahu a’lam bishshowwab.
(InsyaAllah Bersambung…)
Ust. Lusky Kurniawan
Hidup di bumi hanyalah sekali, hiduplah yang berarti…