Kronologi penyusunan mushaf Al-Quran adalah proses yang panjang dan melalui beberapa tahap dari masa Nabi Muhammad SAW hingga khalifah Utsman bin Affan. Berikut adalah garis besar kronologinya:
1. Masa Nabi Muhammad SAW
- Wahyu Bertahap: Al-Quran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun melalui Malaikat Jibril, mulai dari saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun di Gua Hira hingga menjelang wafatnya.
- Hafalan dan Tulisan Awal: Para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan. Beberapa ayat juga dicatat pada bahan-bahan sederhana seperti tulang, pelepah kurma, kulit, dan batu.
- Pengawasan Langsung Nabi: Nabi Muhammad SAW mengawasi langsung penulisan ayat dan susunan surahnya, memastikan tidak ada kesalahan. Beliau menunjuk beberapa sahabat sebagai penulis wahyu, seperti Zaid bin Tsabit, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dan lainnya.
2. Masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (11-13 H)
- Pengumpulan Pertama: Setelah Perang Yamamah, banyak penghafal Al-Quran yang gugur, sehingga Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan Al-Quran dalam bentuk mushaf.
- Tim Penyusun: Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan Al-Quran, mengingat beliau adalah penulis wahyu dan seorang hafiz (penghafal Al-Quran).
- Metode Pengumpulan: Zaid mengumpulkan ayat dari berbagai sumber (hafalan sahabat dan tulisan), memastikan ayat-ayatnya valid dengan saksi dan kesaksian para sahabat.
- Mushaf Abu Bakar: Setelah proses ini selesai, disusunlah mushaf pertama yang dikenal sebagai “Mushaf Abu Bakar”. Mushaf ini kemudian disimpan oleh Abu Bakar, lalu diwariskan kepada Umar bin Khattab, dan kemudian disimpan oleh Hafsah binti Umar.
3. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H)
- Standardisasi Mushaf: Dengan meluasnya wilayah Islam, perbedaan bacaan mulai muncul, terutama di Irak dan Syam. Hal ini memicu perbedaan bacaan di berbagai wilayah.
- Penggandaan Mushaf: Utsman bin Affan membentuk tim, yang juga dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf Abu Bakar dan membuat salinan resmi.
- Penyusunan Mushaf Utsmani: Mushaf ini ditulis tanpa tanda harakat atau titik, sehingga mencakup berbagai dialek bacaan yang sahih. Setelah selesai, salinan mushaf ini dikirimkan ke berbagai wilayah Islam, dan mushaf-mushaf lain yang berbeda diminta untuk dimusnahkan.
- Pengesahan Resmi: Mushaf Utsmani ini menjadi standar resmi dan dikenal hingga sekarang sebagai mushaf Al-Quran yang umum digunakan di seluruh dunia.
4. Penambahan Harakat dan Tanda Baca (Abad ke-1-2 H)
- Pada abad pertama Hijriyah, tanda baca dan harakat mulai ditambahkan oleh para ulama seperti Abu al-Aswad ad-Du’ali dan Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi untuk memudahkan non-Arab dalam membaca Al-Quran dengan benar.
Dengan upaya berlapis-lapis ini, mushaf Al-Quran yang kita miliki saat ini adalah hasil dari proses yang sangat hati-hati dan teliti untuk menjaga keaslian dan otentisitasnya sesuai dengan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kronologi Penyusunan Mushaf Al-Qur’an